Menafsirkan Kitab Rut 2:18-23
(Metode Kanonikal)
I.
Pendahuluan
Rut
adalah salah seorang tokoh dalam Kitab-kitab Sejarah. Rut ini bukanlah hanya
nama tokoh dalam kitab sejarah melainkan sekaligus nama sebuah Kitab-kitab
sejarah. Kitab Rut ini juga terjadi pada masa pemerintahan para hakim-hakim,
yaitu pada masa kemurtadan bangsa Israel kepada Tuhan yang mengakibatkan terjadinya
kekacuan, peperangan dan penghukuman Tuhan. Semoga sajian ini dapat menambah
wawasan bagi setiap yang membaca.
II.
Pembahasan
2.1.
Pengertian dan Latar Belakang Metode Kanonikal
Kanonikal
berasal dari kata Ibrani, yaitu “Qaneh” yang berarti “gelagah” atau “batang”
papyrus sejenis tanaman serai atau tebu manis. Gelagah dipakai sebagai tongkat
pengukuran atau garis yang lurus, maka kata “Kanon” dapat diartikan sebagai
“ukuran” atau “buluh pengukur” (I Raj. 14:15).[1]
Kata Kanonik tidak ada dalam Alkitab, tetapi Alkitab disebut kanon yakni kitab
yang mempunyai kewibawaan Ilahi. Kanon Alkitab ini menunjukkan bahwa pada
kumpulan Kitab yang diterima umat sebagai yang memiliki otoritas firman Allah
dan karena itu menjadi tolak ukur tertinggi bagi iman serta hidup dan hanya
Kitab-Kitab ini yang bersifat normatif untuk umat.[2]
Dimana pengertian kanonikal itu adalah salah satu metode menafsir yang melihat
suatu teks bukan merupakan kesendirian melainkan suatu bagian dari
kumpulan-kumpulan Kitab yang berotoritas dan diterima melalui proses
pengkanonan.[3]
Oleh karena itu untuk menafsirkan sebuah teks secara kanonik, penafsir
memusatkan perhatiannya bukan pada maksud semula penulisnya atau pada
keadaan-keadaan dari situasi semula atau sejarahnya, tetapi bagaimana teks
dalam bentuk dan maksudnya yang sekarang atau menggali pesan dari Alkitab atau
teks itu sebagaimana Alkitab itu adanya seperti yang sekarang, sehingga dapat
menyampaikan kesaksiannya tentang teologis mengenai iman dan Injil.
Konsep
kanon awalnya lahir sebagai respon atas adanya pendekatan historis Alkitab pada
zaman pencerahan yang berusaha menganalisa Alkitab secara kritis. Sejak itu
kanon Alkitab dan otoritasnya mulai dipersoalkan. Hasilnya pada abad 17 dan 18 muncul
konsep kanon kitab suci, dimana penerimaan akan otoritas dari Kitab-Kitab
kanonik dikukuhkan kembali oleh Gereja.[4]
Penafsiran ini muncul karena metode analisa sejarah yang kurang memperhatikan
pesan teks secara menyeluruh baik PL dan PB. Masalah yang timbul bukan sekedar
arti dari Alkitab secara menyeluruh, tetapi juga metode pendekatan kanon,
penekanan proses dan kritik kanon itu sendiri.[5]
2.2.Kekurangan
dan Kelebihan
2.2.1.
Kelebihan
Metode Kanonikal
1. Dalam
Kitab Kanonikal Alkitab dipandang
sebagai Firman Allah dan sejarah pembentukannya sebagai pekerjaan yang
dilakukan oleh Allah yang berkarya dan berkomunikasi didalam, melalui dan
kepada umatnya. Dan metode kanonikal berhubungan, berkaitan, sinkron dengan
teks-teks yang lain dalam Alkitab
2. Menafsir
dengan cara Kanonikal, maka teks dapat di lihat secara keseluruhan dan utuh.
Hal ini karena tidak adanya pemenggalan-pemenggalan teks dalam proses
penafsiran sehingga makna yang ditimbulkan oleh penulis alkitabiah dapat
dimengerti. Dan metode ini mengaku bahwa adanya kesatuan teologi dari semua
kitab dalam Alkitab.
2.2.2.
Kekurangan
Metode Kanonikal[6]
1. Metode
kanonikal kurang bersifat historis. Hal ini menjadi peristiwa khusus seperti
pendekatan terhadap nats mula-mula menurut tradisi, maksud semula penulisnya,
peristiwa atau pengalaman yang ada dibalik teks atau konteks psikologi maupun
sosiologis historis yang melahirkan teks kurang diperhatikan.
2. Adanya
perbedaan kanon antara umat beriman pemelihara kitab membuat metode ini
menpunyai unsur subjektifitas atau realifitas.
2.3.
Pengertian dan Latar Belakang Kitab Rut
Kitab
Rut adalah sebuah Kitab didalam Alkitab yang menceritakan tentang kisah Rut.
Dalam bahasa Ibrani Rut adalah “רות” (Belas
Kasih) adalah seorang perempuan Moab yang menikah dengan Mahlon, salah seorang
putra Naomi dan Elimelekh. Suaminya kemudian meninggal karena bencana
kelaparan. Rut akhirnya menjadi istri Boas dan memperanakan Obed[7].
Rut
adalah seorang perempuan saleh dari Moab menantu Naomi, seorang wanita Yehuda
yang telah ditinggal oleh suami dan kedua anak laki-lakinya ketika diam di
Moab. Ia sungguh membawa berkat bagi keturunan Abraham. Ia adalah leluhur Daud,
dan satu dari empat wanita, semua orang asing dalam silsilah Yesus menurut
catatan Matius (Mat. 1:5).[8]
2.4.
Penulis dan Waktu penulisan Kitab Rut
Beberapa
ahli berpendapat kitab ini tersusun pada abad ke-10 SM. Namun, mengenai tanggal
dituliskannya kitab Rut ada perbedaan pendapat. Segala macam kemungkinan sudah dikemukakan, mulai dengan zaman raja Daud
dan Salomo sampai dengan zaman Nehemia. Ada berbagai pertimbangan untuk
menanggalkan kitab itu di zaman belakangan, seperti tempat kitab itu dalam
Alkitab Ibrani, bahasanya, adat-istiadat yang disinggung dalam kitab itu,
ajaran yang terkandung di dalamnya. Tetapi pertimbangan-pertimbangan itu tidak
sampai memberi kepastian. Adalah mungkin, bahwa kitab kecil ini, dengan
kecualikan ayat-ayat terakhir, dikarang di zaman para raja. Berdasarkan
penelitian oleh para ahli kitab, telah ditemukan beberapa naskah yang berkaitan
dengan Kitab Rut. Adapun naskah – naskah tersebut adalah :
ü Gulungan Laut Mati: (sekitar tahun
1 S.M.) 4 salinan terpisah menurut The Dead Sea Scrolls Today hlm. 30
dan Wycliffe Bible Dictionary hlm .436-438. Gulungan itu disebut 2Q16,
2Q17, 4Q104, 4Q105. (The Dead Sea Scrolls in English 4th ed. xxix –
xlii) 2Q17 terdiri dari dua bagian, 4Q104 terdiri dari tiga bagian, salah
satunya adalah permulaan. 4Q105 terdiri dari tiga bagian salinan Rut yang lain.
(The Dead Sea Scrolls Translated : The Qumran Texts in English 2nd ed.
hlm. 471,481)
ü Naskah Kitab Suci Kristen, berasal dari
sekitar tahun 350 M, mencakup Perjanjian Lama termasuk Rut.
ü Vaticanus (325-350 M.) telah mencakup semua
kitab Rut.
Menurut tradisi Talmud, Samuel
adalah penulis kitab ini. Adapun sebagai dukungan dari keyakinan tradisi yang
tersebut adalah :
·
Kitab ini
ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Sebagai dukungan, nama Daud disebutkan
dalam pasal 4 : 17, 22, tetapi Salomo tidak disebutkan, berarti kitab Rut
ditulis sebelum Salomo menjadi raja.
·
Gaya bahasa
Ibraninya ( ungkapan dan tata bahasa ) berbeda dengan gaya bahasa kitab Ester
dan Tawarikh, melainkan juga dengan kitab Nehemia dan Yunus. Namun, gaya bahasa
yang dipakai dalam kitab Rut sejajar dengan gaya bahasa yang dipakai pada
bagian – bagian terbaik kitab Samuel.[10]
Penafsir menyimpulkan bahwa Penulis Kitab Rut adalah Samuel dikarenakan
sudah jelas naskah yang jelas dikatakan.
2.5.
Tempat Penulis Kitab Rut
Tradisi
Yahudi menempatkan Kitab Rut dalam kumpulan-kumpulan Kitab-kitab (Ketuvim).
Namun, Septuaginta, yang diikuti oleh Vulgata dan Alkitab Bahasa Indonesia
menempatkan kitab tersebut setelah Kitab Hakim-hakim, sebab kitab tersebut
menceritakan kisah yang sama. Orang Yahudi menempatkan dan menuliskan
membacakan Kitab Rut dalam kebaktian di Sinagoge pada hari raya Pentakosta
(Hari raya selesainya penuaian).[11]
2.6.
Tujuan Penulisan Kitab
Kisah
Rut ini dituliskan untuk umat Israel bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana
Allah mempergunakan orang Yahudi dan orang-orang dari bangsa lain untuk
melaksanakan rencana-Nya di dunia. Rut bukan orang Israel melainkan orang Moab.
Jaminan perlindungan dari keluarganya sendiri, ia lepaskan untuk hidup di
Israel bersama dengan mertuanya, Naomi seorang janda Israel yang kedua anak
laki-lakinya telah meninggal. Ayat-ayat terakhir kisah ini menceritakan
bagaimana Rut dan keturunannya menjadi nenek-moyang Daud, raja terbesar Israel.[12]
2.7. Kedudukan Kitab
Rut dalam Kanon
Dalam Alkitab LAI, Rut terdapat
sesudah Hakim-hakim, sebagaimana halnya dalam terjemahan LXX dan Vulgata.
Tetapi dalam Alkitab cetakan Ibrani, Rut tampil dalam bagian terakhir, yang
diterima selaku kitab yang Kanonik, dimana kitab ini merupakan yang kedua dari
kelima surat gulungan yang dipergunakan secara liturgis dalam rumah sembahyang.
Talmud Babilonia yang lebih tua dari abad ke 6, memulai Ketubim dengan Rut,
disusul oleh Mazmur. Daftar-daftar lain, mencatat Rut merupakan yang pertama
dari kelima surat gulungan, karena memang secara kronologis, kitab inilah yang
pertama, kemudian dipindahkan ke tempat yang cocok secara historis, yakni
antara Hakim-hakim dan Samuel.[13] Di dalam kanon Perjanjian Lama, kitab Rut
diletakkan diurutan kedelapan khususnya dalam Kitab Sejarah. Kitab Rut isinya
singkat dan kurang populer dibandingkan Kitab Ester dengan tokohnya. Meski dua
tokoh utamanya perempuan yaitu menekankan pernikahan sebagai penentu martabat
perempuan. Satu-satunya bagian yang populer adalah komitmen luar biasa (Rut
1:16-17) yang sering menjadi teks untuk pernikahan atau pembaptisan.[14]
2.8.
Struktur Kitab[15]
1.
Kemalangan
Naomi (1:1-5)
2.
Naomi
dan Rut (1:6-22)
· Keputusan
Naomi untuk meninggalkan Moab (1:6-13)
· Kasih
Rut yang setia (1:14-18)
· Naomi
dan Rut ke Betlehem (1:19-22)
3.
Rut
bertemu dengan Boas di ladang waktu panen (2:1-23)
· Pemeliharaan
Allah dalam keputusan Rut (2:1-3)
· Persediaan
Allah dalam keputusan Rut (2:4-16)
· Rut
bercakap-cakap dengan Naomi (2:17-23)
4.
Rut
dan Boas di tempat pengirikan (3:1-18)
· Pengarahan
Naomi mengenai Boas (3:1-5)
· Permohonan
Rut kepada Boas untuk menjadi penebus-kerabat (3:6-9)
· Tanggapan
Boas kepada Rut (3:10-18)
5.
Boas
menikahi Rut (4:1-12)
· Perjanjian
Penebus-kerabat (4:1-12)
· Pernikahan
dan seorang Putra (4:13)
6.
Perwujudan
Harapan Naomi (4:14-17)
7.
Silsilah:
Peres sampai Daud (4:18-22)
2.9.
Analisa Teks
2.9.1.
Perbandingan
Bahasa
Ayat
18
LAI : Dipungutnya itu
Bibel : Jinamputanna i
(Dikumpulkan)
NIV : She Took
It Up (Dan Dia Mengambil Itu)
TM : וַתִּשׇּׂא (Dan Dia Mengambil Itu)
Kesimpulan : Yang mendekati TM adalah NIV
Ayat
19 : Tidak ada perbedaan
yang signifikan
Ayat
20
LAI : Kaum kerabat kita
Bibel : Sumolhot Tu Hita (Salah
Satu Kerabat Kita)
NIV : One of our
nearest kin (Salah Satu Kerabat Kita)
TM : מׅגֹּאֲלֵנוּ (Salah Satu Kerabat Kita)
Kesimpulan : Yang mendekati TM adalah Bibel
dan NIV
Ayat
21
LAI : Lagipula ia berkata
kepadaku
Bibel : Didok Mandok Ahu
(Dikatakan Kepadaku)
NIV : Besides he
said to me (Dia Mengatakan kepada Saya)
TM : נַם כִּי־אׇמֵר אֵלַי (Dikatakan Kepadaku)
Kesimpulan : Yang mendekati TM adalah Bibel
Ayat
22
LAI : Perempuan
Bibel : Boruboru
(Perempuan-perempuan)
NIV : With his
Maidens (Dengan Gadisnya)
TM : עׅם־נַעֲרוֹתׇיו (Dengan Gadisnya)
Kesimpulan : Yang mendekati TM adalah NIV
Ayat
23
LAI : Menuai Gandum
Bibel : Gotilon Patumonaan
(Panen Gandum)
NIV : Wheat
Harvest (Panen Gandum)
TM : וּקְצִיר הַחִטִּים (Panen Gandum)
Kesimpulan : Yang mendekati TM adalah NIV
Bibel
2.9.2.
Kritik
Apparatus
Ayat
18a: Dalam Teks Masora terdapat kata וַתֵּרֶא yang artinya “Untuk Melihat”. Kritik Apparatus mengusulkan kata
וַתַּרְא yang artinya “Dan Melihat Pula”, yang jumlah kecil yaitu 3-10
kodeks tulis tangan Perjanjian Lama Siria Vulgata.
Kesimpulan:
Penafsir
menerima Kritik Apparatus karena memperjelas makna teks.
Ayat
23a-a: Dalam Teks Masora Terdapat kata וַתֵּ֯שֶׁב אֶת־חֲמוֺתׇֽהּ yang artinya “Tepat dekat pada pengerja-pengerja”. Kritik
Apparatus mengusulkan kata וַתָּשָׁב
אֶל yang artinya “Dan
Duduk Untuk”, yang jumlahnya kecil yaitu 3-10 kodeks tulis tangan vulgata.
Kesimpulan:
Penafsir Menolak Kritik Apparatus karena memperkabur makna teks.
2.9.3.
Terjemahan
Akhir
Ayat
18:
“Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya dan melihat pula dan dia mengambil itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya
kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu.”
Ayat
19: “Maka
berkatalah mertuanya kepadanya: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau
bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau
itu!” lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja,
katanya: “Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.”
Ayat
20: “Sesudah
itu berkatalah Naomi kepada menantunya: “Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN
yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup yang
mati.” Lagi kata Naomi kepadanya: “Orang itu salah satu kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus
kita.”
Ayat
21: “Lalu
kata Rut, perempuan Moab itu: “Dikatakan
kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan
seluruh penyabitan ladangku.”
Ayat
22: “Lalu
berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: “Ya anakku, sebaiknya engkau
keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya dengan gadisnya, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang
lain.”
Ayat
23: “Demikianlah
Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai
musim menuai jelai dan musim panen
gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya.”
2.10.
Tafsiran
Ayat
18:
Ketika
mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu. Naomi Pasti terkejut melihat jumlah
jelai yang dibawa pulang oleh Rut. Diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada
setelah dia kenyang. Rut menyerahkan makanan yang masih ada kepada mertuanya
sesudah dia sendiri makan (Rut 2:14; Joh 6:12-13; 1 Tim 5). Firman Tuhan ini
terjadi pada waktu panen atau tahunan Yahudi, yakni hari raya Pentakosta (Kis.
2:1). Rut mengalami bencana besar yaitu bencana kelaparan yang menimpa
keluarganya. Naomi mertuanya Rut anaknya telah meninggal, sehingga Rut menjadi
janda, akan tetapi Rut tidak meninggalkan Mertuanya. Kasih setia Rut kepada
Mertuanya sungguh besar merupakan bukan kesetiaannya yang biasa, tetapi kasih
dan kesetiaan yang tulus yang lahir dari implikasi iman yang telah dikecap,
dialami dalam keluarga yang beriman.
Ayat
19:
Naomi
heran karena banyaknya jelai yang dibawa Rut. Banyaknya itu hanya mungkin, jika
Rut berjumpa dengan orang yang baik hati kepadanya. Dimana engkau
memungut...hari ini? Setelah terkejut melihat jumlah jelai yang dibawa oleh
menantunya, Naomi menanyakan diladang siapakah Rut tadi memungut jelai. Nama
orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas. Boas adalah tuan tanah yang
kaya dan juga kerabat dekat Naomi. Didalam kedudukan itu dia bisa membeli tanah
keluarga Naomi yang sah (Im. 25:25) dan memelihara para anggota kerabatnya yang
tidak berdaya itu. Naomi merasa hidup kembali setelah ternyata Rut menjadi
menantu yang dapat diandalkan dan ada Boas yang diharapkan membebaskan mereka
dari lingkaran kemiskinan (Amsal 28:19).
Allah
juga memerintahkan bangsa Israel untuk bekerja untuk dalam melakukan pekerja
itu agar jangan malas dan jangan merasa susah supaya pekerjaan mu diberkati
sama halnya dengan Rut seorang perempuan yang tulen dalam melakukan
pekerjaannya (Ul.15:18). Boas adalah seorang yang kaya, tapi dia tidak
menyombongkan diri dalam harta kekayaannya, dia mau membantu orang yang susah.
Dan inilah pertandanya bahwa Allah mempersatukan mereka yaitu Rut dan Boas. Dalam
hal “menolong” siapa yang memegang perintah dan menolong sesamanya dia akan
ditolong oleh Tuhan Allah (Yes. 41:13). Dalam PB juga dikatakan bahwa Allah
menolong Israel, dikarenakan mengingat semua rahmat-Nya yang diberikannya (Luk.
1:54).
Ayat
20:
Ini
diambil dari bahasa Ibrani yaitu “qarob
lanu ha`is migo`alenu hu” yang artinya “orang itu salah satu kerabat kita”, dia salah seorang penebus kita. Satu kali
ga`alo haqqarob ditejemahkan kaumnya
yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat (Im. 25:25). Mengingat go`el merupakan istilah teknis yang
penting dalam Kitab Rut dan juga penting dalam kerangka institusi “penebusan”,
sebaina diterjemahkan “penebus” dipakai secara konsisten di seluruh Kitab ini.
Penebus disini adalah keluarga dekat yang berhak membebaskan kerabatnya dari
kemalangan. Melalui kehadiran Boas, gagasan penebusan menggerakkan alur cerita
hingga selesai. Berulang kali akar kata g`l
(3:13 [4kali], 4:4 [4kali], 6 [3 kali], “menebus”). Dalam pengertian
sehari-hari, menebus adalah memperoleh kembali suatu barang dengan cara memberi
sesuatu sebagai tebusan kepada orang yang telah menguasai barang itu. Penebusan
yang dimaksud disini tidak persis sama dengan pengertian itu. Allah digambarkan
sebagai penebus (go`el) umat, secara
kolektif maupun individual, membebaskan mereka dari kemalangan. Allah
digambarkan sebagi malaikat yang telah membebaskan Yakub dari bahaya ( kej.
48:16). Allah membebaskan Israel dari perbudakan Mesir (Kel. 6:6; 15:13; Mzm.
77:15; 106:10). Allah juga membebaskan mereka dari penawanan dan membawa mereka
kembali dari pembuangan (Yes. 43:1; 44:22-23; 52:9). Orang yang dibebaskan dari
tangan musuh disebut ge`ulim (Mzm.
107:2, yaitu “orang-orang yang ditebus”), juga mereka yang kembali dari
pembuangan (Yes. 51:10, “orang-orang yang diselamatkan”).
Raja
yang merupakan wakil Tuhan didunia wajib membebaskan orang miskin dari
penindasan dan kekerasan (Mzm. 72:12-14). Secara individual, Allah membebaskan
manusia dari dunia orang mati (Hos. 13:14), dan bahaya maut (Rat. 3:58), dan
dari ketidakadilan ketika mengalami perkara (Mzm. 119:154). Karena pekerjaan
menebus menjadi karakteristik ilahi, secara khusus Allah disebut penebus (Mzm.
19:15; Yer. 50:34). Ayub menaruh keyakinan bahwa Allah penebus yang akan
membebaskannya dari kemalangan yang dideritanya (Ayb. 19:25). Ada kemiripan
penebusan yang dilakukan manusia dan penebusan yang dilakukan Tuhan. Pertama,
penebusan terkait dengan pembebasan dari kemalangan. Kedua, penebus adalah
orang yang berhak (bukan wajib) menebus. Memasukkan unsur kewajiban ke dalam
penebusan yang dilakukan Tuhan menimbulkan problem teologis. Tuhan menebus
bukan karena kewajiban, melainkan kasih yaitu tidak terpaksa, tetapi dengan
rela.
Naomi
memberitahukan Rut bahwa Boas adalah seorang penebus. Tidak sembarangan orang
berhak menebus ladang Elimelek. Boas memiliki hak untuk menebus, bukan wajib
atau bertanggung jawab dalam melakukan menebus. Oleh kerena itu, inisiatif
menebus nanti tidak datang dari penebus, tetapi dari Naomi dan nadanya tidak
menuntut (4:3). Boas dan penebus lain sebelumnya tidak dikatakan telah
melalaikan kewajiban menebus.
Ayat
21:
Dalam
bahasa Ibrani kol-haqqasir `aser li
yang artinya “seluruh panenku”. Urusan panen bukan hanya menyabit, melainkan
juga mengumpulkan hasil tuaian kedalam berkas-berkas, mengiriknya. Menurut
kalender Gezer, sesudah sebulan penuh menuai jelai, sebulan kemudian panen lain
menyusul (diperkirakan gandum; bnd. 2:23). Dalam hal memanen, bangsa Israel pun
dalam hal menyimpan hasil panennya merupakan pemberiaan Allah dan harus menjaga
hasil panen supaya menjadi lebih baik (Im. 25:10).
Dalam
hal mengenai “Gandum” yaitu Allah berbicara kepada bangsa Israel bahwa Gandum
merupakan hasil makanan mereka dengan untuk bertahan hidup (Hosea 9:2). Tuhan
Allah juga menyuruh pekerja-pekerjanya yang datang dari semua suku Israel akan
mengerjakannya (Yeh. 48:19). Barangsiapa yang berlaku curang dalam hal
melakukan hasil panen seseorang (Yak.5:4) akan tetapi tetaplah adil dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan aturan yang ada, agar apa yang
dihasilkan akan memperoleh hasil yang yang memuaskan dalam hasil panen.
Ayat
22:
Bahasa
Ibrani dikatakan tob bitti...welo` yipge`u-bak:
“Nak, lebih baik...supaya engkau tidak diganggu orang” (2 Sam. 14:32; 18:3).
Terjemahan “mengganggu” untuk idiom paga`be
bermakna perjumpaan dalam suasana memusuhi dan siap menyerang, sebuah
perjumpaan yang membuat orang jengkel dengan tujuan mengusirnya. Naomi
mengatakan kepada Rut: “Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan
pengerja-pengerjanya perempuan.” Jika Boas bersikap baik kepadamu, jangan pergi
ketempat lainnya lagi, kata Naomi menashati. Trimalah kemurahan hatinya dan tetaplah
bersama para pekerja dengan gadisnya. Boas
sungguh murah hati membantu keluarga Rut, dia inilah yang menyelamatkan
kehidupan Rut dan membangkitkan Rut dalam keselamatan dan membantu dia dalam
kehidupan ekonomi hidupnya. Allah juga mengajarkan kepada setiap manusia
haruslah mengingat perkataan dan Allah akan memberi dan memperhatikan umat-Nya
itulah memperoleh keselamatan (Mzm. 106:4). Disini juga Boas adalah pahlawan
bagi Rut. Kasih dalam membantu Rut tidak pura-pura, sehingga Allah menyatukan
mereka sebagai pasangan suami-istri (3:6-15).
Dalam
PB, Paulus juga mengatakan surat ke jemaat Roma bahwa kasih itu jangan
pura-pura, sama halnya juga kehidupan Boas yang tulus membantu Rut (Rom. 12:9).
Ayat
23:
Sampai
musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Sepanjang musim
menuai Rut terus bekerja dengan para pekerja perempuan Boas pada pagi hari dan
pulang ke rumah mertuanya pada malam hari. Rut pulang dengan hasil pungutan
yang spektakuler untuk ukuran pendatang yang baru bekerja pada hari pertama.
Naomi tidak perlu khawatir tentang apa yang akan dimakan. Dalam hal ini Rut
masih tetap setia bekerja pada Boas. Dalam setiap melakukan pekerja harus
mengandalkan Tuhan dan tetap setia kepada tuannya dan berikat pedang pada
pinggangnya (Neh. 4:18).
III.
Refleksi
Teologi
Nama
'Rut' (bahasa Ibrani) berarti 'belas kasih'. Sesuai dengan arti namanya, Rut
juga beroleh belas kasih dari Tuhan, hidupnya mengalami pemulihan dan diberkati
Tuhan. Menarik sekali jika memperhatikan kisah perjalanan hidup Rut beserta
Naomi, ibu mertuanya ini. Rut, meski telah ditinggal mati suaminya, tetap
berkomitmen mengabdi dan mendampingi ibu mertuanya yang juga janda. Inilah
permintaan Rut dan Naomi, "...Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan
pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah
aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam:
bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;" (Rut 1:21a). Di tengah
keterbatasan dan pergumulan yang berat keduanya terus berjuang agar dapat
bertahan hidup. Sungguh, di dalam Tuhan selalu ada pengharapan, "Karena
masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18).
Dengan cara-Nya yang ajaib Ia campur tangan dalam kehidupan mereka.
Sesungguhnya bisa saja Naomi minta tolong langsung kepada Boas, seorang kaya
raya, tapi ia sadar Boas bukanlah kerabatnya melainkan kerabat mendiang
suaminya. Akhirnya Rut meminta ijin kepada mertuanya pergi ke ladang memungut
bulir-bulir jelai yang terlewatkan dari para pekerja, dan ternyata ladang itu
milik Boas. Boas yang melihat itu tidak marah, malah menunjukkan kasih dan
kemurahannya. Ternyata berita kesetiaan dan kebaikan hati Rut terhadap
mertuanya sampai ke telinga Boas. Mungkin kita berkata itu kebetulan. Namun di
dalam Tuhan tidak ada perkara yang kebetulan. Ia punya banyak cara untuk
menolong umatNya. Cara Tuhan tidak pernah terpikirkan oleh kita. Melalui Boas
hidup Rut dan Naomi dipulihkan.
Dalam
refleksi saat ini manusia bekerja hanya untuk dunia sesaat. Saya mengambil
contoh kehidupannya: Ada orang sekampung saya, dia seorang terbilang kaya, akan
tetapi sombongnya minta ampun, jangankan mau minta sumbangan kepada orang ini,
akan tetapi pelitnya minta ampun, apalagi ke Gereja hanya uang tahunan saja
yang mau dibayar di Gereja. Pernah saya mendengar anaknya mau minta sekolah
diluar kampung, akan tetapi orangtuanya hanya mengatakan kepada anaknya: “Lebih
baik kamu mengelola ladang kita”, tetapi anaknya tidak mau, karena keterpaksaan
anaknya pun menerima permintaan orangtuanya. Semua anaknya hanya tamat SMA.
Padahal ekonomi orangtuanya mendukung. Akan tetapi ada yang orangtuanya yang
bekerja sebagai tukang becak, anaknya sukses dan mendapatkan hasil yang
memuaskan. Dan mau membantu lagi dalam orang yang susah, padahal mereka orang
yang susah. Kalau dibilang bandal tidak dikatakan bandal, tapi niat sekolahnya
sangat tinggi. Itulah pengalaman yang pernah saya dengar pas sesuai dengan
konteks Rut dan Naomi merupakan membawa kita dalam kehidupan yang penuh di uji
kesetiaan kita, apakah kita mau bertahan hidup tanpa memikirkan harta, tapi
kita dapat mempelajari bahwa kehidupan itu memang susah kalau kita malas dalam
bekerja. Tetapi kita harus mengucapkan syukur kepada Allah atas apa yang Dia
berikan kepada kita.
IV.
Kesimpulan
Keuletan
Rut dari pagi hingga sore hari agar menarik perhatian Boas. Sehingga ia
menanyakan “Siapakah perempuan itu? Dalam hal tersebut yang diberikan Boas
sangat sungguh meluas, mulai dari memberikan izin, menjanjikan perlindungan
khusus, sampai makan bersama para pekerjanya, bahkan Boas mengizinkan Rut untuk
membawa makanan kepada mertuanya yaitu Naomi. Boas sungguh mengagumi kebaikan
Rut kepada Naomi. Begitupula sebaliknya, Rut segera memahami bahwa semua
perlakuan Boas padanya adalah suatu kehormatan besar. Imilah kesempatan bagi
Rut untuk terus bekerja keras sebelum panen berakhir. Boas tidak menyia-nyiakan
kesempatan, Rut adalah wanita pintar, ia peka dalam memahami situasi.
Kesempatan yang diberikan Boas dimanfaatkannya untuk mengumpulkan gandum. Tuhan
memberkati kerja keras Rut. Mulai saat itu Naomi mertua dari Rut akan
menyaksikan bagaimana Allah membukakan kehendak-Nya satu persatu sehingga ia
dapat melihat bagaimana segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia.
V.
Daftar
Pustaka
______, Alkitab Edisi Studi, Jakarta: LAI, 2010
Andrew E. Hill, Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum
Mas, 2008
Den Bring Van, Tafsiran
Rut dan Ester, Jakarta: BPK-GM, 1979
Duyverman M. E., Pembimbing Dalam Perjanjian Baru,
Jakarta: BPK-GM, 2009
Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini, Jilid M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2008
Erliana Girsang Nova, Menjadi Bijak, Medan: STT-AS,2010
H. Hayes Jhon dan
Holladay Carl R., Pedoman Penafsiran
Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 1993
Karman Yongki, Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama,
Jakarta: BPK-GM, 2007
Karman Yongki, Kanon dan Tafsir Alkitab, Jakarta: LAI,
2000
Karman Yonky, Tafsiran Alkitab Kitab Rut, Jakarta:
BPK-GM, 2015
Lasor W.S., DKK, Pengantar Perjanjian Lama I, Jakarta:
BPK-GM, 2005
M. Howard David, Kitab-kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama,
Malang: Gandum Mas, 2009
Mulder
D.C., Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama, Jakarta: Fasto, 1963
Sitompul, DKK, Metode Penafsiran Alkitab.
Tafsiran Alkitab Masa
Kini (Kejadian-Ester), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1976
[1]M.
E. Duyverman, Pembimbing Dalam Perjanjian
Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 225
[2]Jhon
H. Hayes dan Carl R. Holladay, Pedoman
Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 1993), 151
[3]Yongki
Karman, Bunga Rampai Teologi Perjanjian
Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2007), 5
[4]Yongki
Karman, Kanon dan Tafsir Alkitab,
(Jakarta: LAI, 2000), 15-16
[5]Sitompul,
DKK, Metode Penafsiran Alkitab, 274
[6]
Nova Erliana Girsang, Menjadi Bijak, (Medan:
STT-AS,2010),63
[7]W.S.
Lasor, DKK, Pengantar Perjanjian Lama I, (Jakarta:
BPK-GM, 2005), 317
[8]David
M. Howard, Kitab-kitab Sejarah dalam
Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2009), 154
[9]Van
Den Bring, Tafsiran Rut dan Ester, (Jakarta: BPK-GM, 1979), 16
[10]Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini, Jilid M-Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2008), 334
[11]D.C. Mulder, Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama,
(Jakarta: Fasto, 1963), 221
[12]______,
Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: LAI,
2010), 423
[13]Tafsiran
Alkitab Masa Kini (Kejadian-Ester), (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1976), 428
[14]Yonky
Karman, Tafsiran Alkitab Kitab Rut,
(Jakarta: BPK-GM, 2015), 1
[15]Andrew
E. Hill, Survei Perjanjian Lama,
(Malang: Gandum Mas, 2008), 343
Tidak ada komentar:
Posting Komentar