Rabu, 03 Mei 2017

Tafsiran Perjanjian Baru (Matius 25:14-30)



Menafsirkan Kitab Matius 25:14-30
(Metode Historis-Kritis)
I.                   Pendahuluan
Injil Matius 25:14-30 dinyatakan bahwa seseorang yang menerima talenta. Dalam hal ini bagaimana memperoleh talenta itu dengan mempunyai laba. Dengan metode Historis Kritis ini kita akan mengetahui lebih jelas maksud dari talenta tersebut.

II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Metode Historis Kritis
Historis Kritis merupakan salah satu penafsiran Alkitab yang menggunakan perpektif sejarah sebagai alat utama untuk menemukan makna yang terkandung dalam suatu teks Alkitab.[1] Historis Kritis secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan informasi mengenai setting dari suatu cerita dengan tujuan untuk memberikan pertanggungjawabkan historis yang akurat mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada teks yang dipertanyakan tersebut.[2] Jadi dapat disimpulkan bahwa metode hostoris kritis merupakan sebuah metode yang sangat diperlukan untuk menggali kebenaran Alkitab tersebut dari segi sejarahnya. Historis Kritis juga sering disebut higher criticsm yang mempertanyakan tentang penulisan dan waktu penulisan, kategori-kategori sastranya.[3]
2.2. Tujuan Metode Historis Kritis
Dalam kalangan tafsir Perjanjian Baru, tujuan metode historis kritis adalah agar kita mengetahui apa yang dikatakan pengarang abad pertama dalam bahasa Yunani kepada pembaca aslinya karena kita tahu bahwa PB tidak ditujukan langsung kepada kita.[4]
2.3.Analisa Redaksi
2.3.1.      Latar Belakang Kitab Matius
Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini berakhir. Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.[5]
2.3.2.      Penulis, Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Matius
Para ahli umumnya berpendapat, bahwa Injil ini dikarang oleh Matius sendiri, sebab dalam banyak hal Injil Matius mengambil alih isi Injil Markus dengan cara hampir harfiah (bnd. Mat. 14:22-27 dan Mrk. 6:45-50). Para ahli Perjanjian Baru biasanya berpendapat bahwa Injil Matius di karang di Siria, dimungkinkan karena Rasul Matius pernah bekerja di daerah itu, sehigga jemaat-jemaat Kristen menghormati Matius sebagai “seorang bapak”. Dalam tradisi Gereja berabad-abad lamanya menunjukkan Rasul Matius bekas pemungut cukai menjadi pengarang Injil. Matius adalah murid Yesus, jadi ia menyaksikannya dengan mata dan telinganya sendiri, sehingga penyaksi mata, ia tidak bersandar kuat dengan sumber-sumber lain. Namun jika sumber-sumber tradisi Gereja itu diperiksa (Ireneus, Origenes, Eusebius,Hieronynus), semuanya akan berbicara tentang seseuatu Injil dalam bahasa Aram, dan Injil yang dimiliki menurut para ahli bukanlah terjemhan, melainkan karangan Yunani asli.[6] Kutipan-kutipan Injil dalam karya para penulis Gereja yang pertama seperti Papias dan Ignatius sangat menyerupai ayat-ayat dalam Injil Matius, dan ini menunjukkan bahwa Injil yang pertama ini mungkin pilihan jemaat Siria Yahudi. Lagipula Gereja di Antiokhia adalah Gereja yang mempunyai anggota pertama bukan Yahudi dalam jumlah yang lumayan yang berbicara dalam bahasa Aram maupun Yunani. Maka dapat diperkirakan bahwa Injil Matius sekitar tahun 70 dan disebarluaskan oleh mereka yang bekerja dari Gereja Antiokhia.[7]
Keputusan: Para Penafsir menyetujui bahwa penulis Injil Matius sekitar tahun 70 SM di Antiokhia.
2.3.3.      Tujuan Penulisan Kitab
Injil Matius ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan dengan sistematis dan dengan penuh hormat bahwa Yesuslah Mesias yang sudah dijanjikan oleh Allah dalam Perjanjian Lama. Didalam Dia Kerajaan Allah telah datang, dan nanti akan berkembang sampai kepada kesudahan alam. Barangsiapa yang menerima Dia, ia menjadi anak Kerajaan Sorga, terang dunia.[8] Perlu dipahami bahwa Injil Matius adalah Kitab yang ditulis untuk orang-orang Yahudi yang berdiaspora tepatnya disekitar wilayah Siria. Kitab ini ditulis untuk meyakinkan orang-orang Yahudi pula atau ditujukan kepada orang Yahudi namun Non-Yahudi pun memperoleh bagian karena kebebalan orang Yahudi.[9]
2.3.4.      Ciri-ciri Kitab[10]
Tujuh ciri utama menandai Injil ini:
1.      Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
2.      Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua Gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
3.      Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus:
Ø  selama pelayanan-Nya di Galilea.
Ø  mengenai hal-hal terakhir (Eskatologi).
4.      Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Perjanjian Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.
5.      Kerajaan Sorga dan Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada Kitab lain di Perjanjian Baru.
6.      Matius menekankan:
Ø  Standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7).
Ø  Kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian.
Ø  Kejayaan kerajaan itu pada masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
7.      Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat. 16:18; Mat. 18:17).
2.3.5.      Kritik Sastra
Kelima Kitab Perjanjian Baru yang pertama, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para Rasul berisi sejarah. Semuanya menceritakan kisah menggambarkan kehidupan serta karya pelayanan Yesus dipandang dari sudut pandangan yang berbeda-beda.[11] Gaya bahasa mendapat perhatian Matius. Bahasa Markus pada umumnya bersifat sederhana, bahasa rakyat. Matius memperindah bahasa itu sesuai dengan septuaginta, sehingga lebih layak untuk dibaca.[12] Dengan kata lain, bahasa yang digunakan dalam nats adalah gaya bahasa yang sama seperti yang digunakan dalam Kitab Markus, tetapi Matius memperhalus bahasa yang digunakan dalam Markus, sehingga bahasa yang digunakan dalam Kitab Matius lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca, sehingga kesederhanaan bahasa itulah yang tetap dipertahankan oleh penulis Kitab Matius sebagai gaya bahasa nats tersebut. Dan bahasa yang digunakan dalam nats ini adalah bahasa Aram sebagai bahasa pergaulan.[13]
2.3.6.      Kritik Bentuk
Bahan-bahan Injil Matius, Markus, dan Lukas maka dilihat bahwa ketiga Injil memiliki sejumlah besar bahan yang sama antara satu dengan yang lainnya. Itu bisa terlihat dalam perikop, alur cerita, bahkan kesamaan dalam susunan kalimat. Kadang-kadang satu laporan tentang ucapan, pengajaran (Perumpamaan) dan perbuatan Yesus sama-sama dilaporkan oleh ketiga Injil ini.[14]
2.3.7.      Kritik Sumber
Disamping kutipan-kutipan Markus, banyak bahan dalam Injil yang juga terdapat dalam Injil Lukas. Bahan-bahan ini dianggap berasal dari satu sumber yang sama-sama dipakai oleh Matius dan Lukas. Dikalangan ahli Alkitab sumber ini dianggap sebagai sumber Q. Corak dan isi Q tidak dapat ditentukan dengan pasti. Dalam menggunakan Q, yang sebagaian besar terdiri dari ucapan-ucapan, kelihatannya Matius, yang memberi tekanan penting terhadap ucapan-ucapan Yesus, lebih merasa bebas mengubah urutan ayat-ayatnya; sedangkan bilamana ia menggunakan Injil Markus yang pada dasarnya terdiri dari cerita-cerita, ia tidak berbuat demikian. Disamping ayat-ayat yang berasal dari kedua sumber utama ini (Markus, 500 ayat; Q, 250 ayat), ada lagi lebih dari 300 ayat dalam Injil Matius. Ayat-ayat ini adalah khas Matius dan dikenal sebagai M. Sifat-sifat khasnya dalam Injil Matius terutama berasal dari ayat-ayat ini, yang mungkin berasal dari kumpulan cerita dari mulut kemulut (tradisi lisan) yang sampai kepada Matius. Kutipan-kutipan dari PL yang diperkenalkan dengan suatu rumusan khas.[15]

2.3.8.      Kritik Tradisi
Injil Matius sangat berwarna Yahudi. Perhatiannya yang khusus adalah penempatan Yesus dari Nazaret dalam tradisi umat pilihan Allah dan menunjukkan bagaimana Yesus memperbaharui ikatan dengan tradisi-tradisi ini dan membawanya kepada pemenuhannya. Matius bersusah payah menunjukkan bagaimana peristiwa tertentu dalam kehidupan Yesus memenuhi nubuat-nubuat Perjanjian Lama, melalui kisah sengsara dan kematian Yesus, Matius meyakinkan bahwa peristiwa-peristiwa yang mengerikan itu adalah kehendak Allah seperti diungkapan dalam Perjanjian Lama. Jati diri umat Allah juga terungkap dalam ketegangan antara tradisi dan hal-hal baru. Matius tidak ragu-ragu menganggap Israel adalah sebagai Alkitab, dan karenanya, tekanan besar dari Injilnya menunjukkan kesinambungan antara Israel Lama dan dan Israel Baru yang dilaksanakan Allah dalam Yesus Kristus.[16]
2.4. Struktur Kitab[17]
v  Cerita kelahiran
v  Pembaptisan dan pelayanan mula-mula
v  Khotbah di Bukit (5–7)
v  Penyembuhan dan Mujizat


v  Instruksi untuk para murid sebagai misionaris
v  Respon untuk Yesus
·         Yesus memberi makan lima ribu orang (14:13–21)
v  Kehidupan dalam komunitas Kristen
v  Yesus di Yerusalem
v  Yesus dihakimi, disalib, mati, dikuburkan, lalu dibangkitkan
2.5. Sitz Im Lebenz
v  Konteks Agama
Dari orang-orang Romawi, agama juga memiliki kedudukan sentral. Mereka memiliki kepercayaan kepada dewa-dewi, bahkan Kaisar dianggap dewa. Agama primitif pada awalnya adalah aninisme. Beberapa upacara dan perayaan daerah masih bertahan hingga sekarang dipara petani di Italia dan Yunani. Secara umum ada lima jenis agama yaitu Patheon Romawi Yunani, agama-agama rahasia, pemujaan alam gaib dan filsafat-filsafat.[18] Diantara agama-agama lain dalam negara Romawi pada abad yang pertama, Yudaisme menempati suatu tempat khusus yang menjadi agama nasional dan berasal dari agama Yahudi. Para pengikutnya tidak diperkenankan untuk menyembah atau bahkan mengakui keberadaan Tuhan dan ilah-ilah lain.[19] Dalam Perjanjian Baru agama negara menjadi semakin penting yaitu pemujaan kaisar dan ibukota Roma yang didewakan.[20]
v  Konteks Politik
Situasi politik dalam konteks Matius ini, tidak terlepas dari kekuasaan kekaisaran Romawi yang selama memerintah tidak pernah memerintah dengan baik. Sejak pemerintahan Kaisar Nero sampai pada Kaisar Vespasianus orang Yahudi sangat diperlakukan sangat kejam. Kaisar yang memerintah pada taahun 69 adalah Vitelis yang diakui oleh senat tetapi dia tidak mampu mengendalikan pasukannya, maupun menciptakan pemerintahan yang mantap. Tentara wilaah Timur turut campur dalam urusan pemerintahan pusat dan mengangkat Jendral mereka, Vespasianus sebagai Kaisar. Pada saat itu Vespasianus yang terlibat dalam suatu peperangan di Yerusalem. Kemudian dia menyerahkan kepimpinannya di Yerusalem ketangan Titus, Putranya dengan membawa 80.000 tentara. Tentunya menimbulkan banyak korban jiwa pada peristiwa itu. Hal ini disebabkan karena pemerintahan Romawi yang sangat refresif  sehingga menimbulkan pemberontakan.[21] Pada zaman Matius ini kaisar yang memerintah ialah Kaisar Vespasianus yaitu kaisar yang menggantikan Kaisar Nero. Kaisar Vespasianus menduduki takhtanya pada tahun 69-79 SM.[22]
v  Konteks Sosial-Budaya
Didalam konteks sosial adalah dikalangan Yudaisme maupun orang-orang kafir, terdapat kelompok kaum ningrat yang kaya. Dalam Yudaisme kaum ningrat itu adalah kelompok alim ulama yang sebagian besar terdiri dari keluarga para imam dan para rabi. Hal yang sangat kontras terlihat pada stratifikasi sosial yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin. Dalam stratifikasi sosial itu terdapat banyak-banyak golongan-golongan kaum ningrat, kaum menengah, rakyat jelata.[23] Kebudayaan yang dimaksudkan dalam konteks Injil Matius ini ialah budaya “Helenis”. Helenis yang dimaksud yaitu bahasa dan peradaban Yunani mendapatkan tempat yang tertinggi dalam kehidupan zaman ini.[24] Kebudayaan Helenis adalah kebudayaan Yunani yang mencapai tingkat tinggi di Athena. Kebudayaan ini memberi ciri khas pada seni perdagangan dan gaya berpikir diantara Yunani sesuai dengan pengaruh kebudayaan Athena.[25]
v  Konteks Ekonomi
Memang pada umumnya Negara Roma cukup toleran dan membiarkan wilayah jajahannya mengurus perkaranya sendiri, daerah jajahan ini tidak melakukan pemberontakan dan membayar upeti. Dalam hal itu tergantung pada Raja dan pemerinthan setempat dalam pengaturan pembayaran pajak kepada pemerintah pajak kepada pemerintah pusat.[26] Situasi dalam kehidupan ekonomi ini antara lain adalah:
Ø  Pertanian
Di Italia terdapat tanah-tanah yang luas yang disewakan oleh pemiliknya pada petani penggarap atau petani bagi hasil, dan yang ditumbuhi oleh hampir semua jenis-jenis buah-buahan dan biji-bijian yang dapat ditanam.
Ø  Industri
Barang-barang harus dihasilkan oleh tenaga manusia. Pada umumnya pabrik-pabrik merupakan perusahaan pribadi yang menggunakan tenaga budak. Toko-toko kecil adalah suatu kelaziman bukan perkecualian. Barang-barang tertentu dihasilkan oleh daerah-daerah tertentu.
Ø  Keuangan
Banyak kota dalam dalam Negara Romawi yang diberi hak mencetak uang mereka sendiri, dan mata uang negeri-negeri yang dikalahkan tidak ditarik dari peredarannya sehingga dalam negara berlaku pelbagai jenis mata uang secara bersama-sama.
Ø  Pengangkutan dan Perjalanan
Ada orang yang menempuh perjalanan yang melelahkan ini dengan berjalan kaki. Ada yang mengendarai Keledai. Mereka yang lebih kaya menggunakan Kuda atau Bagal, dan para pejabat atau tokoh masyarakat berpergian dengan Kereta Kuda. Lalu Lintas perdagangan biasanya lebih banyak berlangsung di laut daripada di darat. Laut Tengah dipenuhi oleh pelabuhan-pelabuhan yang baik dan tidak pernah sepi dari pelayaran sepanjang musim. Alexandria adalah pelabuhan terpenting, karena merupakan jalan masuk hasil biji-bijian dari Mesir.[27]
2.6. Analisa Teks
2.6.1.      Perbandingan Bahasa
Ayat 14
LAI                      : Berpergian
Bibel                    : Laho (Pergi)
NIV                      : Journey (Perjalanan)
NTG                    : ταξίδι (Perjalanan)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 15
LAI                      : Kesanggupannya
Bibel                    : Gogona (Kekuatannya)
NIV                      : Ability (Kemampuan)
NTG                    : ικανότητα (Kekuatannya)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel
Ayat 16                : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 17                : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 18
LAI                      : Menggali
Bibel                    : Dihali (Digali)
NIV                      : Burrow (Menggali)
NTG                    : τρυπώνω (Menggali)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah LAI NIV
Ayat 19
LAI                      : Mengadakan
Bibel                    : Mardabudabu (Melaksanakan)
NIV                      : Carry on (Meneruskan)
NTG                    : συνέχισε (Melaksanakan)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel
Ayat 20
LAI                      : Menerima
Bibel                    : Manjalo (Menerima)
NIV                      : Receive (mendapatkan)
NTG                    : λαμβάνω (Menerima)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah LAI dan Bibel
Ayat 21
LAI                      : Memberikan
Bibel                    : Pasahaton (Menyampaikan)
NIV                      : Submit (Menyerahkan)
NTG                    : δίνω (Menyerahkan)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 22                : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 23
LAI                      : Hai Hambaku
Bibel                    : Ale Naposo (Hai Hambaku)
NIV                      : Servant Me (Hambaku)
NTG                    : υπηρέτης μου (Hambaku)
Keputusan          : Yang mndekati NTG adalah NIV
Ayat 24
LAI                      : Menabur
Bibel                    : Panuananmu (Menabur)
NIV                      : Disseminate (Menyebarkan)
NTG                    : συς (Menabur)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel dan LAI
Ayat 25
LAI                      : Menyembunyikan
Bibel                    : Mambunihon (Menyembunyikan)
NIV                      : Conceal (Merahasiakan)
NTG                    : κρύβω (merahasiakan)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 26
LAI                      : Memungut
Bibel                    : Papunguhon (Mengumpulkan)
NIV                      : Collect (Mengumpulkan)
NTG                    : συγκεντρώνουν (Mengumpulkan)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel dan NIV
Ayat 27                : Tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 28
LAI                      : Mempunyai
Bibel                    : Mameop (Memegang)
NIV                      : Have (Mempunyai)
NTG                    : κρατήστε (Memegang)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel
Ayat 29
LAI                      : Berkelimpahan
Bibel                    : Marlobilobi (Berlebih-lebihan)
NIV                      : Abundants (Berlimpah-limpah)
NTG                    : αφθονούν (Berlimpah-limpah)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah NIV
Ayat 30
LAI                      : Campakkanlah
Bibel                    : Pabali Hamu ( Lemparkan kalian)
NIV                      : Dump it (Campakkanlah)
NTG                    : θα ρίξει (Lemparkan Kalian)
Keputusan          : Yang mendekati NTG adalah Bibel
2.6.2.      Kritik Apparatus
Ayat 15-16:
“Didalam Kritik Apparatus mengapit sebuah huruf yang menunjukkan mendekati tingkat keaslian dari bacaan yang diadopsi didalam teks yang mengusulkan kata ἀπεδήμησεν εὐθέως πορευθείς yang berarti “Dia Melakukannya” dari London:Sinaiticus dengan bacaan dari tulisan manuskrip yang asli versi latin lama pada abad VIII/IX edisi Aland dalam satu revisi dari tradisi Georgian didalam Injil, Kisah Para Rasul, dan surat-surat Paulus dari Bapa Gereja Origenes.
Keputusan: Penafsir menolak Kritik Apparatus karena tidak jelas letak yang mau dikritik dan memperkabur makna teks.

2.6.3.      Terjemahan Akhir
Ayat 14: “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau perjalanan ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka”.
Ayat 15: “Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kekuatannya, lalu ia berangkat”.
Ayat 16: “Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta”.
Ayat 17: “Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta”.
Ayat 18: “Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya”.
Ayat 19: “Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu melaksanakan perhitungan dengan mereka”.
Ayat 20: “Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta”.
Ayat 21: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbutanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan menyerahkan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.
Ayat 22: “Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh dua talenta”.
Ayat 23: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hambaku yang baik dan setia, engakau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah  dalam kebahagiaan tuanmu”.
Ayat 24: “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam”.
Ayat 25: “Karena itu aku takut dan pergi merahasiakan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!”.
Ayat 26: “Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan mengumpulkan dari tempat di mana aku tidak menanam?”.
Ayat 27: “Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya”.
Ayat 28: “Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang memegang sepuluh talenta itu”.
Ayat 29: “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berlimpah-limpah. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.
Ayat 30: “Dan lemparkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
2.7.                Tafsiran
Ayat 14-15:
Dalam teks terjemahan LAI terdapat kalimat “sebab hal kerajaan Surga sama seperti…” (25:14). Namun di dalam teks bahasa aslinya tidak ada kata “hal kerajaan Surga,” bagian tersebut ditambahkan karena penafsiran LAI terhadap hubungan antara perumpamaan gadis-gadis bijaksana dan bodoh dengan perumpamaan tentang talenta. Hal ini didukung juga oleh kata sambung “sebab/ γαρ” (baca: gar) pada awal ayat 14 untuk menunjukkan kesinambungan cerita. Tetapi kedua perumpamaan bukanlah satu kesatuan (satu ilustrasi) melainkan 2 ilustrasi berbeda yang masih memiliki tema yang sama. Sehingga sama seperti perumpamaan sebelumnya maka perumpamaan tentang talenta merupakan salah satu perumpamaan yang menganalogikan hal kerajaan surga dalam konteks akhir zaman.[28]
Kerajaan Surga dikomparasikan (atau diperbandingkan) dengan seseorang yang akan pergi melakukan perjalanan. Ia memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan kepada mereka hartanya kepada mereka. Harta tersebut diberikan dalam satuan talenta. Masing-masing 5, 2 dan 1 talenta. Harta tersebut tidak diberikan tetapi hanya dipercayakan untuk dikerjakan. Jumlah yang berbeda ini sebenarnya membawa pesan yang cukup kuat dalam keseluruhan perumpamaan. Mengapa masing-masing hamba tidak diberikan jumlah yang sama, bukankah memberikan jumlah yang sama lebih berkesan adil dari pada berbeda-beda? Perumpamaan ini juga tidak mengatakan bahwa hamba-hamba tersebut mempunyai jabatan yang berbeda-beda. Kalimat kunci yang memberikan petunjuk bagi masalah ini adalah “masing-masing menurut kesanggupannya.” Ternyata tuan tersebut mengenal masing-masing hamba dan ia mempercayakan talentanya, yakni hartanya sendiri, dengan tujuan agar hamba-hambanya mengelola harta yang dipercayakannya tersebut. Jika tujuannya adalah mengelola maka yang dipercayakan juga harus sesuai dengan kemampuan hamba-hamba itu untuk mengelola. Jumlah talenta yang diberikan adalah manifestasi dari kapasitas hamba-hamba tuan itu untuk mengelola hartanya.
Talenta bukanlah suatu satuan mata uang melainkan satuan berat atau timbangan. Talenta adalah ukuran timbangan yang setara dengan 34 kg. Satu talenta emas tentu saja berbeda nilainya dengan satu talenta perak, jadi nilainya sangat tergantung pada jenis logam apa yang ditimbang tersebut. Konversi talenta ke mata uang juga sangat beragam dari waktu ke waktu dan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Beberap ahli memperkirakan dalam konteks ini jumlah 5, 2 dan 1 talenta itu sama dengan 50.000, 20.000 dan 10.000 dinar. Nilai terendah (1 talenta) dari uang yang dipercayakan tuan itu kepada hmab-hambanya sama dengan sejumlah uang yang diperoleh dari hasil kerja selama 10.000 hari. Jika upah kerja sehari sekarang ini dianggap Rp. 50.000 maka nilai 1 talenta sama dengan Rp. 500.000.000 (½ Miliar). Suatu jumlah angka yang tidak sedikit untuk memulai suatu usaha.[29]
Ayat 16-17:
Hamba pertama dan kedua memiliki kisah-kisah yang serupa dan cenderung ditulis dalam kalimat-kalimat yang bisa dikatakan persis sama. Kedua hamba ini dipercayakan 5 dan 2 talenta. Setelah mendapatkan kepercayaan 5 talenta, hamba pertama langsung pergi. Alkitab NASB (New American Standart Bible) menerjemahkan immediately (dengan segera) untuk menunjukkan bahwa hamba yang pertama itu mengerti apa yang diinginkan oleh tuannya. Ia pergi segera untuk menjalakan uang tersebut. Kata “menjalankan” dalam bahasa aslinya adalah ergazomai yang sebenarnya lebih tepat diterjemahkan “bekerja/ mengerjakan.” Jadi hamba yang pertama pergi untuk mengerjakan sejumlah talenta yang diberikan kepadanya. Narasi perumpamaan ini tidak mengatakan berapa lama hamba ini mengerjakan talenta yang diberikan kepadanya itu namun yang jelas pada waktu tertentu talenta yang tadinya 5 telah berlaba dan menghasilkan 5 talenta lagi sehingga jumlah harta yang ada di tangan hamba pertama menjadi 10 talenta.[30]
Hamba kedua melakukan hal yang persis sama dengan hamba pertama. Jadi ia juga langsung pergi dan mengerjakan 2 talenta yang dipercayakan kepadanya. Hasil yang diterima oleh hamba yang kedua juga sama dengan hamba yang pertama, ketika ia mengerjakan talenta yang dipercayakan kepadanya ia mendapatkan laba 2 talenta dan jumlah harta yang ada di tangannya sekarang adalah 4 talenta.
Setelah mengerjakan harta yang dipercayakan hamba pertama mendapatkan 5 talenta dan hamba kedua menghasilkan 2 talenta, berbeda secara jumlah secara signifikan dengan hamba yang pertama. Namun secara persentase, jumlah laba yang dihasilkan hamba pertama dan hamba kedua sama besar, yakni 100% (dipercayakan 5 mendapat laba 5, dipercayakan 2 mendapat laba 2).
Pada waktu tuan mereka datang kembali, ia membuat perhitungan dengan hamba-hambanya. Hamba pertama dan kedua menghadap dengan membawa talenta yang dipercayakan kepada mereka beserta dengan labanya. Jadi hamba pertama membawa 10 talenta dan hamba kedua 4 talenta. Apa respon tuan mereka? Dari seluruh kalimat yang diucapkan oleh tuan tersebut klausa terpenting yang memberikan pesan kunci tentang apa yang telah dikerjakan oleh hamba-hamba tersebut adalah “hamba yang baik dan setia.” Kata “baik dan setia” tidak bisa dipisahkan karena kedua kata tersebut mempunyai pesan yang sama. Baik yang dimaksud adalah karena mereka setia kepada perkara yang dipercayakan kepada mereka. Tuan tersebut mengatakan bahwa perkara itu adalah perkara kecil karena ia akan mempercayakan mereka perkara yang besar. Sikap setia pada perkara kecil adalah sikap yang baik. Kesetiaan dan kebaikan mereka mendapatkan buah yang lain yaitu kepercayaan untuk perkara-perkara besar. Baik hamba pertama dan hamba kedua mendapatkan kepercayaan perkara besar yang sama.
Ayat 24-30:
Kontras dengan hamba pertama dan kedua, hamba ketiga ini tidak pergi menjalankan 1 talenta yang dipercayakan kepadanya. Sebaliknya ia pergi menggali lobang dan menyimpan yang itu di sana sehingga talenta itu tidak berlaba, jumlahnya tetap sama. Pada waktu tuannya datang, yang lain mengembalikan 2x lipat, ia hanya mengembalikan sejumlah yang diberikan oleh tuannya. Mengapa hamba ketiga gagal dalam kepercayaan yang diberikan kepadanya? Jawabannya tersirat dalam jawabannya hamba ketiga ini dan respon tuannya.
Berbeda dengan dua hamba yang lain, hamba ketiga tidak memulai dialog dengan menjelaskan bagaimana keberadaan harta yang telah dipercayakan tuannya itu kepadanya. Ia justru memulainya dengan memberikan sebuah pembenaran atas apa yang sudah ia lakukan terhadap talenta yang dipercayakan kepadanya. Ia mengatakan bahwa ia tahu bahwa tuannya itu adalah seorang yang kejam skleros. Kata yang hanya digunakan oleh Matius. Kejam yang dimaksud oleh hamba ketiga ini lebih lanjut dijelaskan dalam 2 hal. Tuan itu kejam karena dia (a) menuai di tempat di mana tuan tidak menabur, dan (b) memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Jika diperhatikan dengan seksama sebenarnya kedua ini memiliki arti yang sinonim karena kata-kata yang digunakan bersifat paralel; menuai = memungut, menabur = menanam. Ia salah mengerti mengenai tuannya. Ia tidak mengenal siapa tuannya dan apa maksud tuannya mempercayakan harta 1 talenta itu kepadanya. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk menanam saja uang tersebut dan kemudian mengembalikan talenta itu utuh kepada tuannya, tidak kurang dan tidak lebih. Ia melihat tuannya itu sebagai tuan yang kejam, yang bersikap picik dan hanya memanfaatkan dirinya, itulah sebabnya ia tidak mengerjakannya. Perumpamaan ini tidak mengatakan bahwa hamba ketiga ini iri hati kepada 2 hamba yang lain karena mereka diberikan lebih banyak dari pada dirinya. Jadi kegagalan hamba ketiga ini bukan disebabkan karena ia tidak puas dengan pembagian 5, 2 dan 1.[31]
Hamba ketiga gagal melabakan talenta yang diberikan kepadanya. Jika hamba ketiga tidak bisa menghasilkan 1 talenta dari apa yang diharapkan dari padanya, apakah tuannya kurang mengenal hamba tersebut sehingga salah perhitungan dengan memberikannya 1 talenta? Jawabannya adalah sebaliknya! Hamba ketiga ini sebenarnya mampu menghasilkan laba 1 talenta lagi sehingga sepulangnya tuan mereka dari perjalanan ia memiliki 2 talenta di tangan. Kemampuannya 1 talenta tetapi menghasilkan 0, maka tuannya mengatakan “engkau hamba yang jahat dan malas.” Sama seperti kasus dua hamba yang lain, kata jahat dan malas merupakan satu kesatuan, jahat berarti ia malas mengerjakan apa yang dipercayakan kepadanya. Ia tidak perlu menghasilkan 5 atau 2 talenta, tuannya tidak meminta sejumlah demikian. Ia diberikan 1 karena ia pasti mampu menghasilkan 1 talenta lagi, di mata tuannya hamba ketiga ini adalah hamba yang malas tidak dapat dipercaya, tidak mau maksimal oleh karena itu ia tidak akan dipercayakan perkara-perkara yang besar karena hanya dengan perkara yang kecil saja ia tidak beres.
2.8.                Scopus
Lakukanlah pelayanan dengan penuh ikhlas tanpa mengharapkan imbalan yang besar. Kalau kita memperoleh penghasilan yang banyak harus bekerja yang giat dan berusaha.

III.             Refleksi Teologis
Dalam Injil Matius 25:14-30, perumpamaan tentang talenta, kita diajar untuk mengerti arti talenta yang ingin disampaikan oleh Yesus, kita diajar untuk melihat bagaimana cara kita menyikapi talenta yang ada pada kita. Dalam perumpamaan tentang talenta ini Yesus bukan ingin berbicara semata-mata tentang talenta dalam arti ukuran uang 6000 dinar, Yesus menggunakan perumpaman talenta untuk menjelaskan tugas dan tanggung jawab kita sebagai hamba dalam konteks kerajaan Allah. Ada beberapa hal pokok yang bisa kita pelajari dari perumpamaan tentang talenta yang ada dalam Injil Matius 25:14-30 ini, yang pertama, Yesus ingin mengatakan bahwa sesungguhnya setiap orang diberikan talenta, tidak ada satupun orang yang tidak diberikan talenta olehNya. Dalam I Korintus 12:11 mengatakan “tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia pada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendakiNya”. Jadi jelas, Dia memberikan talenta kepada tiap-tiap orang, tidak ada seorangpun yang tidak diberikanNya talenta.
Yang kedua, setiap talenta itu berasal dari Tuhan, Dia yangmemberikan talenta itu kepada kita, kita tidak dapat memaksa dan memerintah Dia untuk memberikan talenta sesuai dengan keinginan atau ambisi kita. Dia yang mempunyai talenta maka sepenuhnya Dia yang berkuasa untuk menentukan dan memberikan talenta itu kepada kita. Tapi satu hal yang pasti, Dia mengetahui kemampuan kita sehingga Dia memberikan karunia talenta itu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, Matius 25:15 “yang seorang diberikanNya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan yang seorang lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya”.
Yang ketiga,Dia tidak hanya menitipkan hartanya atau talentaNya begitu saja, Dia menuntut tanggung jawab kita untuk menggunakan dan mengembangkan talenta yang di berikanNya kepada kita. Dia tidak melihat jumlah dari yang kita dapatkan, tapi Dia melihat bagaimana sikap dan tanggung jawab kita untuk menggunakan talenta yang telah Dia berikan untuk kita. Mat 25:21 “maka kata tuannya itu kepadanya, baik sekali perbuatanmu itu hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia dalam perkara kecil, Aku akan memberikan padamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.
Yang keempat, setiap orang yang tidak menggunakan dan mengembangkan talenta yang telah diberikan kepadanya dengan benar, maka talenta yang telah diberikan dan yang ada padanya akan diambil daripadanya, Matius 25:29 “karena setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil daripadanya”.
Yang kelima, talenta yang diberikanNya kepada kita itu mempunyai maksud, yaitu untuk memperluas kerajaanNya, Matius 25:27b “supaya sekembalinya aku menerimanya serta dengan bunganya”.
Tuhan memberikan kita talenta sebagai alat untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaanNya di dunia, apapun juga talenta yang diberikanNya kepada kita haruslah kita pergunakan dengan tujuan untuk membangun kerajaanNya dan membangun sesama kita, I Korintus 14:26 “jadi bagaimana sekarang saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu. Yang seorang pemazmur, yang lain pengajar, atau pernyataan Allah atau karunia berbahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun”.
Dengan demikian sekarang kita telah mengetahui arti talenta yang dimaksudkan dalam perumpamaan talenta tadi. Talenta adalah segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita sebagai anugerah dalam rangka memperlebar kerajaan Allah, talenta yang telah diberikan kepada kita bukan untuk kita simpan ataupun kita pergunakan untuk kesenangan pribadi atauambisi pribadi kita, melainkan harus kita pergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan Allah didunia.
IV.             Kesimpulan
Sejak awal, pada waktu ia pergi, tuan itu telah merencanakan untuk memberikan kepercayaan yang besar kepada hamba-hambanya. Dipercayakan 5, 2 dan 1 talenta adalah perkara kecil, meskipun secara nilai, harta sejumlah itu sangat besar. Mengelola dan mengerjakan talenta-talenta itu adalah ujian apakah mereka layak untuk mendapatkan atau dipercayakan perkara-perkara yang besar. Yang dituntut bukanlah angka tetapi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dua hamba pertama menunjukkan kualitas diri mereka bahwa mereka adalah hamba-hamaba yang baik dan setia, mereka mampu menghasilkan talenta sejumlah kemampuan mereka.
Apabila semua hamba dipercayakan sama banyak, misalnya masing-masing diberikan 10 talenta, apakah ketiga hamba itu akan menghasilkan masing-masing 10 talenta? Jawabannya “tidak.” Karena seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tuan mereka memberikan talenta-talenta itu berdasarkan kemampuan mereka untuk mengelolanya. Hamba pertama diberikan 5 talenta karena kemampuannya adalah menghasilkan laba 5 talenta, jika ia dipercayakan kurang dari 5 talenta maka ia tidak akan maksimal. Demikian pula halnya dengan hamba kedua dipercayakan 2 talenta karena dengan jumlah demikian ia bisa maksimal, yakni menghasilkan 2.
Konsep talenta ini seharusnya membuat orang-orang percaya tidak saling cemburu karena beberapa orang mengerjakan banyak perkara yang besar sementara sebagian lagi hanya mengerjakan pekerjaan yang sederhana. Sebagian orang Kristen diberikan karunia yang luar biasa sehingga mereka dapat melakukan banyak hal dengan sangat baik tetapi sebagian lagi hanya bisa mengerjakan sedikit. Tuhan selalu memberikan pelayanan berdasarkan kemampuan orang tersebut untuk mengerjakannya dengan baik. Oleh karena itu orang yang dipercayakan banyak harus bekerja lebih keras dan orang-orang yang dipercayakan hanya sedikit tidak boleh merasa diri kecil. Setiap orang memiliki bagiannya sendiri-sendiri karena itu setipa orang percaya harus menggumulkan apa yang menjadi bagiannya dan mengerjakannya dengan setia sampai waktu yang dipercayakan itu selesai.

V.                Daftar Pustaka
B.F Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, Jakarta: 1986
Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius 1-10, Jakarta: BPK-GM, 1993
Benyamin Hakh Samuel, Pemberian Tentang Yesus menurut Injil-injil Sinoptik
Bray Gerald, Biblical Interpretation Past and Present, England: Intervarsity Press, 1996
Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2007
C. Tenney Merril, Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2006
C.S. Mann dan Albright, W.F., "Matthew." The Anchor Bible Series, New York: Doubleday & Company, 1971
Drane Jhon, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 1998
Duyverman M.E., Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2003
Groenen C., Pangantar Ke Dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2002
Gundry Robert, Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art, Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982
Hayes John H dan Carl R. Holiday, Biblical Exegesis, Atlanta: John Knox Press, 1982
Hill David, The Gospel of Matthew, Grand Rapids: Eerdmans, 1981
Khomeni Imam, Palestina Dalam Pandangan Imam Khoemi, Jakarta: Pustaka Zahra, 2004
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Gandum Mas, 2000
Owen John, A commentary, critical, expository and practical, on the Gospels of Matthew and Mark, New York: Leavitt and Allen, 1857
Pasaribu Marulak, Eksposisi Injil Sinoptik, Malang: Gandum Mas, 2005
R.T France, The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary, Leicester: Inter-Varsity, 1985
Sitompul A.A., Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2004


[1]John H. Hayes dan Carl R. Holiday, Biblical Exegesis, (Atlanta: John Knox Press, 1982), 53
[2]Gerald Bray, Biblical Interpretation Past and Present, (England: Intervarsity Press, 1996), 23
[3]W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2007), 219
[4]A.A. Sitompul, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2004), 214
[5]M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 50
[6]M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, 54
[7]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 33
[8]M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, 53
[9]William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius 1-10, (Jakarta: BPK-GM, 1993), 9
[10]Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2000), 1496
[11]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 160-161
[12]M.E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, 44
[13]Drewes B.F, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: 1986), 25
[14]Samuel Benyamin Hakh, Pemberian Tentang Yesus menurut Injil-injil Sinoptik, 11-13
[15]Lembaga Alkitab Indonesia, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 55
[16]Marulak Pasaribu, Eksposisi Injil Sinoptik, (Malang: Gandum Mas, 2005), 143-145
[17] John Owen, A commentary, critical, expository and practical, on the Gospels of Matthew and Mark, (New York: Leavitt and Allen, 1857), 398
[18]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 81
[19]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 101
[20]C. Groenen, Pangantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 64
[21]Imam Khomeni, Palestina Dalam Pandangan Imam Khoemi, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), 5
[22]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 12
[23]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 59-77
[24]C. Groenen, Pangantar Ke Dalam Perjanjian Baru, 55
[25]Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 218
[26]C. Groenen, Pangantar Ke Dalam Perjanjian Baru, 36
[27]Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, 73-77
[28]Albright, W.F. and C.S. Mann, "Matthew." The Anchor Bible Series, (New York: Doubleday & Company, 1971), 58
[29]Robert Gundry, Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art, (Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982), 127
[30]David Hill, The Gospel of Matthew, (Grand Rapids: Eerdmans, 1981), 279
[31]France, R.T, The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary, (Leicester: Inter-Varsity, 1985), 201

1 komentar:

  1. http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/09/taipanqq-jangan-salah-mengira-anda.html
    http://updatetaipanbiru.blogspot.com/2018/09/taipanqq-jangan-harap-bisa-ubah-8-hal.html


    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : E314EED5

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus

Teologi Praktika

Pemahaman Hidup Persekutuan Gereja (Koinonia) I.                    Pendahuluan Gereja merupakan tempat persekutuan untuk orang perca...